Assalamualaikum..
SELAMAT HARI MALAYSIA diucapkan kepada seluruh warganegara Malaysia. Sempena hari yang bersejarah ini, saya ingin bawakan semula sebuah sajak yang pernah saya sampaikan 6 tahun yang lalu dalam sebuah pertandingan sajak di Akademi Pengajian Melayu. Saya cukup optimis dengan sajak ini kerana setiap kali saya menontonnya semula, saya dapat merasai betapa kita sebagai rakyat Malaysia begitu mendambakan keadilan dan kebenaran tertegak di bumi Malaysia ini. Ini adalah cebisan luahan rasa yang saya bawakan daripada sajak yang dicipta oleh seorang insan yang benar-benar peduli tentang situasi negara tercinta kita ini. Selamat menonton.
PERATURAN
Saudaraku,
Hari ini kita mewarisi
Undang-undang orang-orang putih
Yang kita agung di muka pengadilan
Yang kita junjung tinggi melangit
Bagai menurut perintah sultan
Saudaraku
Kau dengarkah gendang bertalu?
Menyambut kemenangan dengan sorak
Dari kerabat birokrat
Seakan mengejek muka-muka penderita
Yang bodoh
dalam mengutarakan hujah saintifik
Yang jahil
dalam menegakkan panji keadilan
Yang lemah
dalam pertarungan bicara
Seorang petani tua di sawah sekangkang kera
Seorang penoreh getah di estet dengan pohon tua, dan
Seorang nelayan di tengah samudera bertemankan hidupan marin
Itulah mangsa mereka!
Saudaraku
Tidakkah kau lihat peraturan telah memenjarakan kita?
Menghalang kita dari melakukan kewajiban
Mengurung kita dalam satu kelompok yang jauh dari dunia luar
Ya, kelompok yang tidak mengerti akan peradaban bangsa moden
Saudaraku
Mereka menolak peraturan dengan kekuasaan
Mereka menukar akal sihat kepada keedanan
Mereka perdagangkan maruah dengan harta
Mereka sembunyikan birokrasi di balik demokrasi
Saudaraku
Apakah tembok keadilan semakin runtuh
Dipecahkan oleh suara yang menggunakan retorik
Dengan gaya bahasa metafora, simile, dan personafikasinya
Apakah kita bias menguburkan kuasa
Tanpa nisannya
Agar tiada tanda yang boleh dijejaki pewarisnya
Saudaraku
Ekonomi dualisme dengan liberalisasi telah menghukum kita
Harga tinggi melambung barang jatuh ke gaung
‘kuantiti bukan kayu pengukur lagi’
Alasan yang cukup menjijikkan!!!!
Globalisasi merubah segala
Tiada lagi sempadan Negara, bangsa juga agama!!
Bebas sebebas-bebasnya
Layaknya garuda yang meluncur laju di angkasa
Memecahkan tradisi dasar tutup pintu
Juga mencemarkan budaya yang kita miliki
Pasti suatu hari nanti
Kita akan bergari
Hanya dengan suara-suara lantang
Seorang peguam yang hebat pidato
Maka,
Tak terkejar lagi keadilan
Lelah menyusur kita dalam pertarungan waktu.
No comments:
Post a Comment